Bagi mereka yang tertarik untuk mengontrol kadar gula darah, kini mereka memiliki alat baru berkat beras yang dikembangkan di Stasiun Penelitian Padi LSU AgCenter di Crowley.Ininasi rendah glikemiktelah terbukti efektif dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada penderitagula darah tinggi.
Perkembangan beras ini merupakan hasil penelitian dan pengujian ekstensif yang menunjukkan bahwa beras ini memiliki indeks glikemik yang rendah dibandingkan varietas beras lainnya.Indeks glikemik (GI) mengukur seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.Makanan dengan GI tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara cepat, sehingga berbahaya bagi penderita diabetes.
Han Yanhui, peneliti di Rice Research Station, mengatakan penelitian dan pengembangan beras rendah glisemik sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan kesehatan konsumen.“Kami ingin menciptakan variasi nasi yang baik untuk penderita kadar gula darah tinggi tanpa mengurangi rasa atau tekstur,” ujarnya.
Salah satu manfaat utama dari beras jenis ini adalah dapat membantu mengatur kadar gula darah pada penderita atau berisiko terkena diabetes tipe 2.Hal ini karena beras ini memiliki GI yang lebih rendah dibandingkan beras biasa, yang berarti beras ini melepaskan glukosa ke dalam darah lebih lambat.Pelepasan glukosa yang lambat ini membantu mencegah lonjakan kadar gula darah, yang dapat berbahaya bagi penderita diabetes.
Selain manfaat glikemiknya, nasi rendah glisemik terbukti memiliki manfaat kesehatan lainnya.Penelitian telah menemukan bahwa ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, obesitas, dan jenis kanker tertentu.
Itu karena tinggi serat, antioksidan, dan nutrisi lain yang mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Bagi penderita diabetes yang mencari pilihan makanan baru untuk membantu mengelola kondisinya, berikut ininasi rendah glikemikmungkin merupakan tambahan yang berharga untuk diet mereka.Perlu juga dicatat bahwa nasi merupakan makanan pokok di banyak belahan dunia, sehingga indeks glikemiknya yang rendah dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan jutaan orang.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun jenis beras ini mungkin bermanfaat bagi penderita diabetes, beras ini tidak boleh dianggap sebagai obat atau pengganti strategi pengelolaan diabetes lainnya, seperti olahraga teratur, pengobatan, dan pemantauan kadar gula darah.
Pengembangan beras ini hanyalah salah satu contoh bagaimana penelitian dan inovasi dapat membantu memecahkan tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat di seluruh dunia.Ketika para ilmuwan terus menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan hasil kesehatan, penting untuk mendukung dan berinvestasi dalam upaya-upaya ini untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan sehat bagi semua orang.
● Selamat datang untuk menanyakan kami melalui
Waktu posting: 15 Juni 2023